Minggu, 30 November 2014

Day By Day



Hari demi hari
kita lalui bersama
dalam sebuah putaran waktu yang terasa indah
dalam bagian hidup yang terasa makin berat.
Kita bagi tawa dan tangis kita
dalam sebuah episode yang tak bisa diputar ulang
episode itu kita beri judul: Persahabatan
tumbuh dan berkembang bersama
membuat kita menghargai maknanya
bahwa bahagia dapat dinilai dalam kesederhanaan
dalam kebersamaan kita
Waktu demi waktu
kita belajar menjadi dewasa
dalam kurun waktu yang cukup singkat
karena kemudian kita menjalani
titik kehidupan kita masing-masing
dalam porsi yang berbeda
namun tetap pada satu tujuan: kebahagiaan

KENANGAN


Mengapa rindu melintas ketika kulihat hujan turun dari balik kaca jendela yang bening? Laksana petir yang menyambar-nyambar, dia seperti ingin memuntahkan isi kepalaku. Agar aku teringat kembali lembaran-lembaran yang lalu, yang sudah kuanggap lupa dan mati.
Daun-daun meliuk-liuk ditiup angin menerbangkan segala kesedihan denganmu, yang ada hanya berbagi tawa denganmu. Padahal seluruh episode itu, sebagian besar berisi tangis.
Tidak bisakah dia pergi bersama perginya hujan yang meninggalkan jejak berupa aromanya yang khas. Membuatku ingin mengisi rongga dada dengan wanginya yang selalu kurindukan.
Jejak hujan pergi itu seumpama jejak langkahmu yang lebar, meninggalkan ribuan hari di belakang,
yang kau bahkan telah lupanya namanya: sebuah kenangan

Sabtu, 29 November 2014

Pagi dan Secangkir Kopi







Cahaya mentari yang temaram membangunkanmu dari mimpi semalam.
Mimpimu berkisah tentang sebuah paket kenangan
yang telah terkirim padanya,
dan kau bahkan sudah apa lupa isinya.
Kau mencoba tersenyum,
menatap pagi barumu yang sendu.
Hujan semalam, membuat mentari enggan muncul dari peraduannya.
Warna langit sedikit kelabu, dengan kumpulan kapas bergerak lambat
bahkan burung-burung enggan terbang,
masih asyik bercengkraman di dahan pohon yang basah.
Namun, daun-daun berseri-seri oleh basah hujan semalam
meliuk-liuk ditiup angin pagi,
menebarkan keceriaanya pada kuntum-kuntum bunga
yang masih menggeliat malas.
Kamu menikmati pagi yang mendung
dengan secangkir kopi pahit kesukaanmu.
Kamu tahu, hidupmu tak pernah sempurna,
namun kamu bersyukur,
masih bisa menikmati pagi baru untukmu
dengan secangkir kopi untuk mengusir lara dalam hatimu...

Senyum Matahari




Berbahagialah, ketika kau buka kaca jendela kamarmu,
kau lihat kilauan mentari yang bersinar terang,
menyapamu bersahabat,
menyemangatimu ketika kau merasa tak berarti
dalam hidupmu, untuk sementara.
Lihatlah, dia tersenyum sumringah,
seakan mengajakmu ikut berbahagia
di pagi yang cerah ini,
walau kau merasa hidupmu terasa tak berarti.
Lompati saja kegudahan hatimu untuk sementara,
marilah menari di bawah sinarnya yang hangat
biarkan hatimu kembali berseri
nikmati pancaran kebahagiaannya...

Hujan Sore Ini





Sore ini hujan turun secara tiba-tiba. Langit yang terang mendadak berwarna kelabu, sekelam hati seorang gadis yang sedang pilu. Sementara dibalik kaca jendela, sekumpulan anak bermain riang di tengah hujan yang turun sederas air bah yang diturunkan dari langit.
Mengapa harus ada nyanyian lara, jika hujan sedang menari dengan tariannya yang indah.
Sebentar lagi ada sepotong pelangi yang akan muncul, setelah hujan lelah menari dan anak-anak itu menyudahi tawa riangnya.
Kemudian senja kelabu akan tiba, membagikan bias sinarnya untuk menyambut pergantian waktu. Masihkah duduk menunggu hujan pergi dengan kesunyian, sementara camar-camar masih bersenandung riang di tengah hujan...

Your Duty


Jika tugasmu telah selesai,
maka sekumpulan peri cantik akan menjemput
dan memberikan kepakan sayap untukmu.
Mengajakmu terbang menembus langit biru
menyentuh permukaan awan, laksana segumpulan kapas putih.
Jika kau sudah terbang tinggi,
mereka akan kehilangan kelembutan hatimu,
dan senyum ramah yang terpancar dari kebajikanmu.
Sementara kau sudah bebas, menikmati keindahan alam surga di sana
tiada lagi kepedihan, yang tinggal hanya bahagia nan abadi.
Bintang-bintang kecil akan menemani tidurmu yang lelap,
dan sinaran mentari membangunkan dari mimpimu yang indah.
Kau akan selalu dapat menikmati senjamu yang kau rindukan.
Nikmati saja, karena tugasmu sudah selesai...

Sabtu, 22 November 2014

Secangkir Kopi





Secangkir kopi ini kuhidangkan atas nama cinta,
namun mengapa kau diam saja?
Apakah aroma sudah berubah?
Atau komposisinya sudah tak lengkap lagi?
Hanya ada kopi hitam, tanpa gula.
Maaf, hanya ini yang bisa terhidang
di lantai rumah kita yang hanya beralas semen,
sembari kau kipas-kipas uap panasnya,
kutahu itu hanya pelepas kekecewaanmu,
karena tak ada lagi yang lain,
murni hanya ada secangkir kopi pahit tanpa gula...

Menjelang Subuh


Ketika pergantian waktu itu datang,
bintang-bintang kecil masih terjaga dalam tugasnya
menanti fajar terbangun di peraduannya
burung-burung sudah siap dengan kepakan sayapnya
beterbangan di langit biru, 
menyambut mentari yang akan tiba

Kumpulan ilalang terkantuk-kantuk ditiup angin 
yang berhembus perlahan, 
menandakan pagi telah datang.
Suara indah itu membangunkannya
dari mimpi yang panjang,
dia harus bergegas bangun, 
untuk menunaikan kewajibannya.
Pagi yang indah, seindah asa yang akan dia rajut
di balik warna fajar: biru jingga. 
Dia terpaku dengan keindahan pagi ini,
bersyukur masih bisa menyambut pagi baru,
keindahan abadi yang dihadirkan alam untuknya..

Kamis, 20 November 2014

Jalan Ini




Kita sudah lewati bersama
perjalanan panjang
yang berliku dan penuh terjal
kadang kita terjatuh dan mencoba bangkit kembali
bertumpu pada sebuah dahan pohon yang kokoh
sekokoh itu pula cinta kita bangun
dalam sebuah pondasi mahligai nan indah
Kita kayuh samudra yang luas ini
penuh ombak yang menghantam perahu mungil kita
namun kekuatan cinta membuat kita mampu bertahan
dan kita bisa tersenyum
menatap sinaran mentari yang berkilau indah
memantul dari balik samudra biru ini
Perjalanan ini masih panjang,
namun bersabarlah,
kita jalani saja dengan sepenuh hati
mengantarkan buah hati kita tercinta
meraih mimpinya....

Sebatang Lilin



Sebatang lilin akan terus menerangi
bagi dunia yang gelap tanpa cahaya
walau hanya setitik sinar,
namun mudah-mudahan bisa berguna
bagi yang membutuhkan kerjapan sinarnya
dia seumpana sebuah bintang kecil
di pojok langit gelap,
yang setia dengan tugasnya,
menerangi malam sebelum fajar datang
begitu pun sebatang lilin itu,
akan setia menerangi dunia
dengan kerjapan sinarnya,
walau hanya setitik sinar,
namun dapat sebagai oase di hati nan kelam..

Selasa, 18 November 2014

HAMPA


Memandang awan-awan putih
yang berarak di langit biru sana.
Seperti gumpalan-gumpalan kapas putih
yang kosong tanpa isi.
Seperti berjalan di lorong panjang,
tak bertepi, tak berujung
hanya kesunyian yang terasa,
bahkan suara angin hanya terdengar sekilas.
Sunyi, hampa
Mungkin kini yang ada di sekelilingku
Melingkupi ruang dan waktu,
yang enggan seirama lagi.
Jadi siapa yang akan mendengar kisahku
tentang sebuah bangunan yang tak berbentuk,
bernama: kehidupan...

Pagi Ini



Pagi ini kau terbangun dari kamarmu yang pengap
tanpa jendela, berdinding bata merah
dan tak bersemen.
Terbangun dari alas tidurmu yang tipis,
berbagi dengan anak-anak tanpa bantal, tanpa selimut.
Pagi ini kau terbangun dengan kenyataan yang pahit
harga beras melambung, sementara dari kemarin
kau hanya memasak bubur tanpa hiasan kecap, apalagi sebutir telur.
Mulai pagi ini, langkahmu akan semakin berat
tiada lagi mimpi yang tersisa
tangisan anakmu menyadarkanmu, tiada lagi yang bisa dinikmati pagi ini
bahkan secangkir teh manis pun,
rasakan saja manisnya yang mungkin masih terasa,
dari secangkir teh hangat tadi malam,
yang dinikmati dengan anak-anakmu
dengan dihiasi sebuah dongeng tentang kebahagiaan...

Everybody Hurts


Mungkin penghuni alam ini sudah bosan dengan kedamaian
mereka sudah jenuh dengan cinta kasih
yang ada mereka saling menyakiti,
tertawa di atas penderitaan orang lain.
Sudah makin tuakah bumi ini
mengapa tiada lagi kearifan dalam denyut nadinya,
atau sudah terlalu beratkah tanah ini berpijak
di atas lautan manusia yang lebih mementingkan dirinya sendiri.
Sudah punahkah sebuah hati nurani,
yang terlahir dari selembar kain putih
dan ternoda oleh sebuah tahta dan jabatan,
yang tertinggal kini hanya tangisan bayi yang tak bedosa
namun akan tetap tersakiti pada waktunya tiba...

Sabtu, 15 November 2014

Bintang Pagi





Kau terbangun dalam mimpi yang panjang,
terbuai dalam bunga mimpi yang memabukkan
tidakkah kau lihat, masih ada sebuah bintang kecil
yang tersembunyi di sudut langit,
masih terjaga dalam tugasnya,
sebelum mentari muncul dari peraduannya.
Tidakkah kau malu pada bintang kecil itu,
yang pijarnya masih berkilau, walau hanya titik kecil
namun mampu menyadarkanku,
bahwa hidup harus terus berjalan.
Sementara kau masih terdiam, menatap langit
masih mencarikah kau bintang pagi itu?
Kalau dia masih ada di sudut langit itu,
maka nikmati pijarannya yang berkilau,
kuharap kau dapat sedikit tersenyum
dan bergegas bangkit
dari mimpi-mimpi usang itu
dan bersyukurlah, masih ada bintang pagi untukmu...

Pagi Baru


Tidur nyenyakkah kau semalam?
Merangkai harapan dalam bunga mimpi yang indah.
Cukupkah mimpi itu untukmu?
Sebagai pengganti laramu yang tak pernah usai.
Sudah cukupkah kesedihan itu?
Kau resapi dalam renungan yang dalam.
Apa yang kau rasa dalam kesunyianmu?
bahkan hujan pun tak mau hadir menemani.
Jadi, hapus laramu, simpan air matamu,
kau masih memiliki senyum yang indah,
yang akan menghiasi pagi yang hening ini.
Bahagialah, semesta menghadiahkan pagi baru yang indah, untukmu,
penuhi pagimu dengan harapan yang baru...

AT YOUR SIDE






Tanpa kau tahu, aku hanya memandangmu dari kejauhan. Laramu, keinginanmu, kehadiranmu...terasa aku ada di sisimu. Setiap pagi, kau akan menikmati pagimu dalam hening dengan tatapan yang tak terbaca. Kau tak akan pernah tahu betapa aku ingin kau bahagia, namun kita hanya bertatap sekilas, dan kau pergi dengan langkahmu yang panjang seakan tak melihat senyum itu.
Dari kejauhan aku melihat, kau pandangi sebuah wajah cantik,
yang tengah berjalan bersisian dengan seseorang.
Kulihat kekecewaan di matamu, namun siapa yang salah.
Kau sama dengan aku, yang hanya menjadi sebuah sisi
pada seseorang yang tak kan pernah tahu keberadaannya.
Mari nikmati lara kita, dalam secangkir kopi pahit...

HUJAN SEMALAM





Ketika kau buka jendela,
wangi hujan semalam masih meninggalkan aroma yang khas
daun-daun masih basah oleh embun yang menggeliat malas
tanah kecoklatan dihiasi daun-daun yang berguguran
tertiup angin kencang yang datang bersama hujan
Nikmati aroma udaranya khas hujan, beradu dengan wangi kopi
yang kutuangkan untukmu setiap pagi.
Membuka mata dan hati untuk bergegas menyambut pagi
pagi yang basah oleh rinaian hujan semalam
membuat pohon-pohon tersenyum bahagia
apakah kau tak bisa tersenyum sebahagia itu?

Selasa, 11 November 2014

ONCE UPON A TIME


Kita pernah berada pada sebuah putaran waktu
yang memaksa kita menjalaninya dalam ketidakpastian.
Waktu yang tak bisa diputar ulang dan berjalan mundur,
namun mengapa kau masih mengingatnya,
sementara aku sudah menguburkannya dalam-dalam.

Saat di mana, tawa itu terasa manis
dan hujan jadi teman baik kita.
Kita ukir mimpi kita pada hamparan pasir putih
yang sewaktu-waktu tersapu ombak.
Begitu pun mimpi kita, yang akhirnya hilang
bersama perginya angin,
yang menerbangkan potongan-potongan kisah
menjadi sebuah puzzle yang tak terbentuk.

Waktu tak pernah salah.
Putaran waktu masih terus bergerak dinamis.
Kau akan terus termenung,
atau mengikuti arus itu,
sampai berhenti pada sebuah muara: kebahagiaan

LUKISAN PAGI



Alam selalu menyodorkan lukisan pagi yang indah untuk kita. Lihatlah, langit berwarna jingga, sekumpulan burung meninggalkan sarang, bunga-bunga bermekaran indah, daun-daun terayun-ayun ditiup angin. Anak-anak berangkat sekolah dengan gembira, semua bergegas pergi mencari kehidupan yang lebih baik.
Lukisan yang tergambar dalam sebuah kanvas yang kita sebut: semesta. Laut biru dengan ombaknya yang tenang, pasir putih, kumpulan karang yang berdiri kokoh dan petakan sawah dengan padi-padi yang sudah menguning. 
Apakah kamu masih bisa menyediakan waktu untuk menikmati keindahannya barang sejenak?

KISAH PAGI



Ketika kau baru saja terbangun,
apa pertama yang akan kau lakukan?
Sejenak mengucapkan syukur 
bahwa kau telah diberi kesempatan 
menjalani pagi ini, pagi baru untukmu?
Setelah itu, kau buka jendela
lihatlah matahari telah muncul dari peraduannya
bergegas membagi sinarnya untuk alam semesta.
Tidakkah kau pun ikut bergegas,
menyambut pagi barumu,
untuk merangkai asa baru
berharap keindahan hidup akan tercipta untukmu,
pada pagi ini, pada hari ini.
Kisah pagi ini, kuharap akan sebaik yang telah kau jalani...

THE RIGHT TIME



Mungkin belum saatnya kau menemukan kebahagiaan.
Mungkin belum waktu yang tepat, dia akan kembali padamu.
Mungkin bukan dia orangnya, 
mungkin seseorang yang tidak kau sangka-sangka sebelumnya.
Mungkin air matamu belum juga kering,
terlalu banyak air mata terbuang sia-sia.
Kupikir sudah saatnya kau terbangun dari mimpi panjang melelahkan
mungkin saat yang tepat akan datang nanti,
kau menemukan kebahagiaamu,
menjemput impian yang lain, 
yang akan menjadi kenyataan
di waktu yang tepat nanti...

Sabtu, 08 November 2014

THE JOURNEY


Aku sudah menunggumu
sedari subuh tadi,
katamu di perjalanan ini akan panjang
karena akan berisi cerita-cerita kita
yang akan terayun-ayun terbawa
alunan kereta api yang bergerak lambat,
kita akan memandangi pohon-pohon yang berkejaran
mengikuti perjalanan kita,
bersama perginya angin yang bertiup kencang
menerbangkan daun-daun yang sudah menguning warnanya,
tapi kau juga belum datang, sementara aku sudah tak bisa menunggu.

Kereta bergerak lambat,
iramanya membawaku pada sebentuk lamunan, tentangmu
pada hari-hari kita dulu,
pada perjalanan kita yang melelahkan
jadi salahkah kalau aku memutuskan untuk pergi, sendiri.
Angin sejuk hadir, membelai wajah polosku tanpa hiasan
seakan berbisik tentang sebuah tembang lara, tentang hidup kita
sementara kulihat di sebelahku, seorang gadis tengah duduk sendiri
dalam wajah kesedihan, apakah kisahnya sama denganku?

Kereta telah sampai di sebuah stasiun kecil,
aku bergerak lambat, seperti enggan
meneruskan perjalanan ini.
Sendiri tanpamu, akan membuat kisah yang berbeda. 
Menuju sebuah tempat,
yang tak kutahu seperti apa bentuknya.
Namun perjalanan ini akan sama: panjang dan melelahkan...

Sebuah Buku Catatan

CATATAN 1
Kau takkan temukan bahasa yang indah jika kau menulis dalam bahasa alay. Percayalah. Ini bukan masalah suka dan tak suka. Tapi, bisa kau bayangkan, saat seorang tokoh mengungkapkan perasaannya dengan bahasa alay. Pasti tak kau temukan nuansa romantisnya.
Sayangnya, bahasa alay inilah yang mewabah belakangan ini di kalangan penulis baru.Ini menjadi tren. Semangat agar diakui sebagai anak gaul, aku kira, yang melatarinya. Salahkah? Tidak juga. Ada beberapa media yangmenyukainya. Namun, jelas ada risikonya. Karyamu akan terasa asing saat tren berubah. Entah dengan bahasa apa lagi.
Jadi, gunakanlah bahasa dengan baik agar karyamu tak terasa asing saat zaman berubah. Saat bahasa alay berubah menjadi usang dan asing .
L

CATATAN 2
Mengakhiri konflik dengan dramatik/tragis memang menarik. Meski kadang terasa abai di logika. Misalnya pertengkaran yang berakhir dengan salah satu tokoh menabrakkan diri pada kereta. Lalu, karena menyesal, tokoh satunya gantung diri. Tragis, kan? Namun, dapat dipastikan, dahimu akan berkerut seusai membacanya. Terasa tak masuk logika.
Yah, saat kau meragukan logika yang dipakai dalam bercerita, saat itu pula karya yang kau baca akan terasa mengada-ada dan runtuh keindahannya. Dan ini yang kerap terbaca pada karya penulis baru. Mereka asyik membangun konflik dan mengakhirinya dengan dramatik. Lupa pada unsur yang paling utama dalam cerita: logika.
Jadi, tak perlulah mencari tema yang bombastis dalam menulis. Tema sederhana, yang akrab dengan keseharian , jika kau mampu mengolahnya, pasti akan meninggalkan kesan indah pada pembacanya. Percayalah.

CATATAN 3

Menulis tentang perasaan seseorang yang sedang menanti
kekasihnya di ujung jalan memang mengasyikan. Bisa berlembar-lembar kitamenggambarkan kerinduan dan kegelisahannya. Begitu pula dengan tokoh yang sedang menulis surat cinta. Ini bagian yang asyik saat menulis. 

Tapi, saat ini, di zaman serba teknologi ini, hal-hal yang asyik itu tinggal kenangan. “Kan ada hape? Tinggal sms, bbm dan telepon,”begitu, mungkin, pikirmu. Dan pertanyaan itu jadi terasa mengganggu. Membuat ragu. Kita dituntut mencari alasanyang masuk di akal tentang situasi dan kondisi yang terjadi pada bagian ituagar tulisan tak terasa basi.

Jadi, hindarilah bagian yang akan membuat karyamu
berjarak. Teknologi memang telah membunuh beberapa sisi romantis dalam fiksi. Di antaranya, kegelisahan menanti dan surat cinta itu.


CATATAN 4
Ingat. Kau tak perlu sibuk mencari ending kalau kau belum menemukan opening. Dan, seperti kau tahu, opening alias alinea pertama itu, selalu menjadi penentu untuk kelancaran tulisanmu sekaligus penentu apakah karyamu menggoda untuk dibaca atau diabaikan. Tak hanya itu, alinea pertama ini kerap menjadi rambu yang –tanpa disadari—membuat kau sering berhenti untuk memulai sebuah tulisan.
Kau juga akan mudah menemukan jejak penulis baru dari alinea pertama itu. Biasanya tulisannya berputar tanpa arah yang jelas dan memaksakan agar dibilang bahasanya puitis. Misal, “Saat cahaya malam redup, bayangmu menemani langkahku yang gontai menyusuri jalan. Senyummu membuatku perih dan duduk termangu mengingatmu… bla bla bla” Pasti dia memikirkan kalimat ini dengan amat serius agar dipuji bagus. Sayangnya, pembaca keburu tak sabar ingin segera pindah halaman.
Jadi, mulailah alinea pertamamu tanpa bertele-tele, meniadakan yang remeh temeh, langsung menebar racun yang membius hingga alinea terakhir.

CATATAN 5
Ketika alur mencapai titik konflik, kau dihadapkan pada pilihan: mengakhiri dengan sedih, bahagia atau biarkan mereka bermain dengan imajinya sendiri. Pilihan ini tak berkaitan dengan mana yang lebih baik. Semuanya punya alur imaji yang berbeda. Dan kau bebas menentukan pilihan yang pas dengan suasana hatimu.
Mengakhiri cerita dengan terbuka – di mana kau memberi ruang bagi pembaca untuk larut dengan imajinya sendiri – bisa menjadi pilihan bijak. Biarkan mereka menentukan sendiri nasib sang tokoh. Biarkan imajinya ikut bermain. Dan aku percaya, suasana hati yang akan menuntun arahnya.
Jadi, saat situasi ini kau temui, biarkan imajimu menentukan pilihannya. Percayalah. Semuanya punya keasyikan yang beda.


CATATAN 6
Saatnya melupakan cerita yang berawal dari kejadian tak sengaja. Tabrakan di toko buku, misalnya. Ini sudah terlalu sering. Kelanjutannya sudah bisa diduga. Pasti kenalan. Saling terpukau. Lalu bertukar nomor dan janjian. Ini tak lagi istimewa. Malah terkesan usang. Basi.
Sebagus apa pun kau gambarkan kejadian tak sengaja itu, tetap saja kau dianggap meniru, Sia-sia kau yakinkan mereka jika itu tak benar. Sebab, kejadian semacam itu sudah terlalu sering dituliskan Dan itu akan membuat perasaanmu tak nyaman. Merasa karyamu sia-sia.
Jadi, sebelum kau kecewa, lupakanlah menulis cerita yang berawal dari kejadian tak sengaja. Banyak peristiwa lain yang bisa kau pilih.


CATATAN 7
Akhir cerita yang memikat bisa kau jadikan alinea pembuka untuk menggoda. Ini asyik. Sebab, kau langsung masuk pada suasana yang menjadi roh cerita. Tentu saja dibutuhkan kecermatan merangkai kilas balik agar bangunan konflik yang melatarinya menjadi jelas. Tanpa kemampuan itu ceritamu cuma bisa menghentak di awal , tapi kelanjutannya membingungkan.
Sebenarnya, alur yang menggunakan gaya kilas balik ini banyak sekali digunakan. Namun, sedikit sekali yang berhasil menyelesaikannya dengan indah. Entah kenapa, bagi penulis baru, gaya ini sepertinya jarang digunakan. Mereka lebih memilih alur yang umum: awal – konflik – akhir cerita. Ini menjadi pakem yang dirasa paling aman.
Jadi, bila kau merasa bosan mengunakan alur yang umum, tak ada salahnya mencoba gaya kilas balik. Jangan ragu. Percayalah. Gaya ini asyik.


CATATAN 8
Tatapannya setajam elang, rahangnya kukuh, pintar, jago basket dan popular di sekolah. Inilah ciri cowok yang selalu digunakan dalam fiksi remaja. Kau tak bisa protes kenyataan yang sudah terpapar bertahun lamanya. Namun, kau bisa menghindarinya. Minimal tokohmu tak harus seperti itu. Tak perlu sesempurna itu.
Coba ingat, sudah berapa banyak kau temukan tokoh sesempurna itu dalam fiksi remaja? Pasti tak terhitung lagi. Tokoh kloning ini seakan menjadi kewajiban buat penulis pemula. Akibatnya, karena terlalu sering digunakan, keistimewaannya luntur. Malah, jangan-jangan mulai ada yang mencibir karena muak.
Jadi, berpikir panjanglah sebelum menulis tokoh sesempurna itu. Sebab, cerita yang baik tak berkaitan dengan kesempurnaan fisik.


CATATAN 9
Menemukan tema dan konflik yang kuat memang memudahkan kau dalam menulis cerita. Tinggal memilih sudut pandang yang kau anggap paling pas untuk mulusnya alur. Masalahnya, tak setiap saat kau bisa menemukannya. Dan kau sering terperangkap rasa ragu. Tak tahu harus menulis apa dan memulai dari mana. Sementara keiginan menulis sudah tak tertahankan.
Sesungguhnya, tak ada yang tahu pasti bagaimana cara menemukan tema dan konflik. Tapi, kau bisa menyiasatinya. Memulai dengan kalimat yang kau suka, misalnya. Ingatlah, kadang tanpa sengaja kau menemukan kalimat yang begitu berkesan. Entah dalam dialog film, narasi novel, bahkan percakapan sehari-hari.
Jadi, tak perlulah kau harus menunggu menemukan tema dan konflik yang kuat untuk menulis. Sebab, dengan tema sederhana pun cerita bisa mengalir dengan indah.


CATATAN 10
Sulit kau temukan cerita yang benar-benar murni, tak pernah ditulis orang lain. Sejarah kepenulisan sudah begitu panjang. Bukan lagi dalam hitungan tahun. Tapi, abad. Kau tak mungkin mengingat semua cerita yang pernah ada. Terlalu banyak. Dalam bentuk dongeng, cerpen, novel, naskah panggung, hingga film. Benakmu tak cukup ruang untuk menyimpannya.
Mengingat-ingat cerita yang pernah ada, sesungguhnya, hanya membuang waktu. Percuma. Pasti akan kau temui kemiripan. Cuma cara penyampaian cerita yang membedakannya. Dan ini bagian yang harus kau pilih: sudut pandang. Kau tentu tahu, masing-masing sudut pandang punya alur sendiri. Ini yang akan membedakannya.
Jadi, kau tak perlu ragu dan takut dinilai peniru. Kau pasti punya sudut pandang yang beda. Kecuali kau memang niat melakukan itu: meniru.


CATATAN 11
Mungkin kau bermimpi untuk menjadi penulis produktif. Karena itu kau selalu menulis, menulis dan terus menulis. Tak heran bila kau bisa mengirim banyak karyamu ke media. Semangat dan mimpi ini memacumu untuk terus bergelut dengan kata-kata. Dan tentu saja sangat berguna. Namun, bila kau cermati, sesungguhnya ada juga sisi buruknya. Kau bisa lepas kontrol akan hasil karyamu sendiri.
Mengirim karya sebanyak-banyak pada satu media, apalagi dalam saat yang sama, punya risiko yang seharusnya kau pertimbangkan lebih dulu. Sebab, dari sekian banyak karya yang kau kirim itu, hanya satu yang akan dipilih. Sebaliknya, setelah membaca satu dua karyamu, namun dianggap tak memenuhi persyaratan, karyamu yang lain pasti tak lagi menarik perhatian.
Jadi, sudah saatnya kau menjadi editor untuk karyamu sendiri. Menentukan mana yang layak untuk dipublikasikan, mana yang harus ditulis ulang.


CATATAN 12
Dari mana ide itu bermula? Bisa beragam jawabnya. Lingkungan sekitar, bacaan, film, curhatan seseorang dan banyak lagi kemungkinan lain. Namun, kenapa tema yang ditulis tak beragam? Kenapa hanya tema cinta yang melintas di benak saat hendak merangkai cerita? Pertanyaan ini kerap muncul, tapi tak perlu membuat risau. Sebab, tak ada salahnya juga menulis tentang cinta.
Jika kau pikir, hanya tema cinta yang disuka media dan pembaca, inilah yang harus diluruskan. Percayalah, itu tak benar. Jika hanya tema cinta yang selalu muncul, itu bukan keharusan. Melainkan memang tak ada pilihan lain. Semua asyik mengulik romantika cinta dari berbagai sisi. Padahal, cerita tentang persahabatan, realita sosial dan masalah keluarga, juga punya daya pikat yang beda.
Jadi, tak ada salahnya, bila kau mencoba menulis cerita yang temanya di luar cinta. Ini bisa menjadi tantangan untuk kreativitasmu.

L

CATATAN 13
Pernahkah kau selami psikologi sang tokoh ceritamu saat menghadapi konflik? Kalau mau jujur, tentunya jarang sekali. Bahkan mungkin belum pernah kau lakukan. Selama ini, kau hanya sibuk membuat rancangan peristiwa. Memilih plot dan sudut pandang. Namun, melupakan satu sisi yang sebenarnya sangat asyik diselami: sisi psikologi sang tokoh. Kau tentu tahu, penerimaan manusia bisa berbeda akan suatu peristiwa.
Ini memang bukan keharusan, tapi sebuah peluang untuk mengembangkan ide cerita. Saat buntu dan tak menemukan plot yang kau anggap bisa mengalirkan peristiwa, barangkali sisi psikologi tokoh layak jadi pilihan. Konflik batin yang dialami, pertimbangan saat tokoh mengambil keputusan, akan membuatmu larut dalam imajinasi. Dan ini bagian yang sesungguhnya asyik saat menulis.
Jadi, sudah saatnya melebarkan sudut pandang dalam menulis. Ini akan membuatmu lebih jeli melihat realita yang ada. Cobalah.


CATATAN 14
Cara berpikir kaummu tentu saja kau tahu pasti. Tapi, cara berpikir lawan jenismu, ini pasti membuatmu meraba-raba. Belum lagi pergolakan bathinnya. Kau hanya bisa menduga-duga, bagaimana cara dia –lawan jenismu itu – menghadapi masalah. Entah itu yang berkaitan dengan cinta atau keluarga. Tapi kau bisa membayangkan sekaligus mewujudkan sosoknya dalam ceritamu.
Meletakkan dirimu menjadi dia, ini satu cara untuk mengundang imajinasi dalam menulis. Kau akan terhindar dari rasa bosan. Kau akan merasa tertantang untuk mencari tahu dan masuk pada wilayah yang berbeda. Percayalah. Ini akan memberi rangsangan yang asyik. Selain itu, sudut ini akan memperkaya wawasan berpikirmu. Sebab, mau tak mau, kau akan banyak merenung tentang lawan jenismu.
Jadi, tak perlu ragu untuk menentukan tokoh dalam ceritamu. Kau bisa menjadi siapa saja. Kau hanya bertanggungjawab pada logika.

CATATAN 15
Menentukan plot untuk membangun rangkaian cerita, inilah yang umumnya dilakukan penulis. Konon, ini akan memudahkan. Cerita tak akan lari ke luar jalur dan tersesat. Dan Ini sangat dipercaya kebenarannya. Meski, sesungguhnya, pakem ini tak bisa dijadikan patokan mutlak. Karena, banyak juga penulis yang enggan berepot-repot memikirkan plot. Mereka lebih percaya pada mood menulis yang – harus diakui – bagai hantu yang tak jelas datangnya.
Kau tentu tahu keinginan menulis itu tak datang setiap saat. Ini sangat berkaitan dengan mood. Memang benar, banyak juga yang bisa menjadikan menulis itu sebuah keharusan. Ada atau tiadanya mood harus disingkirkan. Namun, layak dikhawatirkan juga hasil akhir dari proses keharusan menulis itu. Akankah kwalitas karyamu bisa terjaga? Kalau demi kwantitas jelas ini bisa dipercaya. Akan banyak karya yang kau hasilkan. Apakah ini bisa memuaskanmu?
Jadi, saat keinginan menulis itu datang, janganlah sibuk memikirkan plot. Mulailah menulis dari apa yang melintas dalam imajinasimu. Kau harus yakin plot itu akan terbentuk dengan sendirinya.
L

Hujan Malam Ini

Katamu kau ingin menunggu hujan malam ini,
sendiri dalam sunyi dan kelam.
Kau menunggu dia yang belum datang,
atau tak ingin datang?
Sementara aku melihatmu dari kejauhan,
melihatmu dalam senyum yang hampa
dan tatapan kekecewaan.
Ingin kubasuh lukamu, apakah bisa?
sementara kau tetap ingin sendiri.

Kutinggalkan kau sendirian,
dalam hujan yang semakin deras.
Ternyata ada dua luka:
kau dan aku.
Namun apakah kita harus menyalahkan cinta 
yang datang pada hati yang berbeda.

Aku mencoba menikmati kebahagiaanku 
bersama hujan malam ini,
kukira, dia teman yang paling setia...

SEKOTAK KENANGAN

Telah kukirimkan sekotak berisi kenangan,
apakah telah kau buka isinya?
ada sepenggal cerita ketika kita menikmati hujan
sembari meneguk secangkir kopi hitam kesukaanmu.
Ada sebuah pigura berisi foto-foto tentang senja, langit biru dan sekumpulan camar yang terbang tinggi yang menjadi saksi kebahagiaan kita.
Masih ingatkah kau?
Sekotak kenangan itu kukirim,
karena aku ingin mengembalikan kenangan itu,
agar aku tak perlu membuka-bukanya lagi,
dan biarlah menjadi sebuah cerita usang yang tertinggal...

Jumat, 07 November 2014

Kebahagiaan or Kesedihan


Kebahagiaan dan kesedihan bagai 2 sisi koin mata uang yang saling melengkapi.
Ketika koin itu dilempar, bisa jadi kebahagiaan akan menghampirimu, nikmati saja namun jangan kaget, jika beberapa menit kemudian kebahagiaan akan berganti dengan kesedihan.
Jangan larut dengan kesedihan, karena bisa jadi semenit kemudian, bahagia akan menghampirimu dalam sinarnya yang gemerlap.
Jika bisa memilih, semua orang pasti menginginkan posisi yang bahagia, namun tahukan kau, bahwa hidupmu sudah 1 paket dengan kebahagiaan dan kesedihan.
Dengan kesedihan, akan membersihkan kedua kelopak matamu dengan air mata. Melepaskan jiwamu yang terhimpit dengan tangisanmu.
Namun tertawa pun dapat menyehatkan jiwamu. Mata indahmu akan memancarkan kebahagiaan yang lahir dari relung hatimu yang terdalam.
Jadi nikmati saja kebahagiaan atau kesedihan itu, karena sudah merupakan alur yang terbentuk dalam sebuah algoritma kehidupan...