Minggu, 30 November 2014

KENANGAN


Mengapa rindu melintas ketika kulihat hujan turun dari balik kaca jendela yang bening? Laksana petir yang menyambar-nyambar, dia seperti ingin memuntahkan isi kepalaku. Agar aku teringat kembali lembaran-lembaran yang lalu, yang sudah kuanggap lupa dan mati.
Daun-daun meliuk-liuk ditiup angin menerbangkan segala kesedihan denganmu, yang ada hanya berbagi tawa denganmu. Padahal seluruh episode itu, sebagian besar berisi tangis.
Tidak bisakah dia pergi bersama perginya hujan yang meninggalkan jejak berupa aromanya yang khas. Membuatku ingin mengisi rongga dada dengan wanginya yang selalu kurindukan.
Jejak hujan pergi itu seumpama jejak langkahmu yang lebar, meninggalkan ribuan hari di belakang,
yang kau bahkan telah lupanya namanya: sebuah kenangan

0 komentar:

Posting Komentar