Sabtu, 27 Desember 2014

KAU



Kau bagai angin, yang tak tampak. Namun aku merasakan kehadiranmu. Bagai sinar mentari yang terbias dari celah-celah ruang hati, begitu pun bias senyummu yang terkadang muncul tanpa diundang.
Kisi-kisi hati itu mungkin sudah berserakan tak terbentuk, seumpama sebuah puzzle yang potongan sudah hilang ke segala penjuru, tanpa bisa ditemukan lagi. Maka sosokmu tak akan berarti lagi jika senja telah pergi, karena akan muncul sebuah bintang kecil yang akan menggantikannya...

0 komentar:

Posting Komentar